~ Football Manager Thoughts: Wartawan kok gini …?
Ada sebuah kisah tentang seorang anak muda yang mengandrungi permainan setan. Iya, jika anak-anak yang pada masa mudanya bermain FiFA ataupun PES, si anak muda tersebut memutuskan bermain game Football Manager (FM) dengan personal komputernya. Breeders tau nggak, game yang mengajarkan manajemen sepak bola ini ternyata pernah disangka sebagai permainan yang penuh setan.
“One more game, one more game!”
Jikalau kamu jago atau kalau anak bola bilangnya gacor, cobalah main FM. Menurut hemat saya, tidak semua orang paham manajerial dari pembelian pemain sampai dengan men-treat pemain agar tidak pindah kost klub.
Football Manager (also known as Worldwide Soccer Manager in North America from 2004 to 2008) is a series of football management simulation video games developed by Sports Interactive and published by Sega. The game began its life in 1992 as Championship Manager. However, following the break-up of their partnership with original publishers Eidos Interactive, Sports Interactive lost the naming rights and re-branded the game Football Manager with their new publishers Sega. The latest version of Football Manager, titled Football Manager 2019 was released on 2 November 2018.
Selalu saja ada hal terduga dan tak disangka. Misalnya, pemain yang sudah lama berkarier dan sering juara kadangkala bosan apalagi bertemu manajer baru yang skill melatihnya masih cetek.
Nah, lho. Bagaimana dengan manajer yang sudah lama main? Masih saja ditekan oleh pemain yang minta honor tinggi. Jadi Breeders, bermain FM ini setidaknya akan ikut menguras wibawamu sebagai manusia di hadapan komputer.
Namun, semua itu tidak ada apa-apanya dengan wartawan atau media yang akan mewawancarai kamu selepas jadi manajer. Sekilas terlihat seperti reporter di dunia nyata tapi bila menyimak baik-baik tingkah mereka sungguhlah “brengsek”.
Mereka ada yang istilah reputasinya ‘fairly poor’. Artinya, menanyakan soal klub lain kepada kita. Gila kan, urusan dapur orang kok kita yang komentari. Bahkan, saking sengaknya si reporter, ada juga yang kalau kita bilang, “I’m not prepared to answer that question”, doi akan memakai kata kunci terakhir yaitu: the public want to know?
Shit!
Kadang juga ada wartawan yang sengaja menunggu di tunnel atau lorong menuju kamar ganti, menjelang laga dimulai. Nanyainnya tentang pemain yang tidak dimasukkan ke dalam line up. Sudah tahu tidak ada nanya lagi kenapa. Ini antara kepo atau memang tidak tahu mau nanya apa lagi?
Inilah yang membuat saya yang juga wartawan cukup kesal. Saya mah to do point saja akan pertanyaan. Ngapain kepoin hal yang none your businnes. Bikin semak saja ahaha.
Ya, segini dululah. Saya nanti akan banyak membahas sepak bola. Terutama gim sepakbola yang marak dimainkan. Mulai dari PES, FIFA hingga Football Manager.
Oke, saya tidak mau panjang lebar karena angan bisa panjang jangan diajak melebar. See ya!
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )
One thought on “Wartawan Kepo di Football Manajer, ‘Game Setan’ yang Digandrungi Anak Muda”