~ Dilarang memperbaiki laptop di doorsmeer
Sore itu hujan turun begitu awet seperti kisah cinta Habibie dan Ainun. Saat jarum jam nangkring tepat di angka enam, di kawasan Pango Raya tempatku bekerja, hujan sedikit mereda.
Namun, telah 30 menit berlalu dari batas jam kerja yang berakhir pukul 17.30 WIB. Seharusnya, sekarang aku sudah di rumah.
Teman-temanku sudah pulang semua. Berlama-lama di kantor dalam kondisi sepi begini, aku malah membayangkan Si Eneng, makhluk Tuhan yang paling sexy halus penunggu kantor.
Bagaimana kalau Si Eneng iseng menampakkan dirinya? Tuh kan, merinding dangdut jadinya.
Suamiku yang berjanji segera menjemput begitu pekerjaan di kantornya selesai, terjebak hujan dan terpaksa berteduh di salah satu warung kopi.
Baca Juga: Sahur Stories: Hujan
Kali ini bukan modus karena dia mengirimkan video sebagai bukti kalau di seputaran Kuta Alam hujan masih menggebu-gebu nggak jelas.
Bagi yang belum tahu, kedua lokasi ini letaknya di Amerika Utara Banda Aceh.
Pukul 18.20, suamiku baru teringat ternyata di jok sepeda motornya ada jas hujan. Hadeeuh, syukurlah dia (selalu) tak pernah lupa membawa kedua telinganya.
Akhirnya, berbekal sehelai jas hujan sebagai perisai, kami menerjang guyuran hujan menelusuri jalan-jalan pedang Musashi.
Sekira 20 menit kami tiba di rumah. Alhamdulillah, kondisiku kuyup-kuyup mengenaskan. Tak jauh beda dengan tikus kecebur got.
Saat hendak membuka pintu, barulah kami sadar kalau tas laptop yang diselimuti pelindung ternyata tak mampu berkompromi dengan guyuran air dari langit. Seluruh penghuni tas terutama laptop buhuk alias kelelep.
Hatiku dongok, eh dongkol. Kalau tahu begini akhirnya, tak mau kubermain cinta. Ah elah, ketularan Haji Oma lama-lama nih.
Seharusnya tadi tas dimasukkan ke dalam jas hujan yang dipakai suamiku. Benar kata rumput yang jarang bergoyang, penyesalan selalu datang di akhir, kalau di awal namanya registrasi.
Walaupun judul tulisan ini menyebutkan jangan panik, saat itu mukaku seperti kehilangan darah. Pucat pasi kayak raut Robert Pattinson alias Edward Cullen di series Twilight.
Aku langsung mengeluarkan handphone, hardisk, charger, dan laptop kantor bertajuk Asuspro Essential yang kupinjam dua hari lalu.
Hatiku dag-dig-dug-ser begitu melihat laptop kuyup tersebut. Harganya lumayan menyobek kocek kalau disuruh ganti.
Saat-saat seperti ini aku baru mengerti akan wejangan mamak, “Jangan pakek barang orang, ntar sanggup bayar tapi nggak sanggup beli”. Duh, maafkan anakmu ini Mak, yang selalu saja khilaf.
Azan magrib sedikit memberi ketenangan. Kata salah satu sahabat surgaku yang sering ceramah di kantor, ketika ditimpa masalah kita harus cepat-cepat istigfar dan berserah diri kepada Allah.
Benar saja, setelah tiga rakaat, seperti ada yang menyuruhku untuk memperbaiki sendiri saja Si Asus yang mandi hujan tersebut. Aku pun berangkat ke dunia maya untuk mencari tutorial yang diperlukan sambil tak henti-hentinya melafalkan astaghfirullah.
Setelah ngulik Breedie dan tak ketemu tutorial dimaksud, aku tiba pada sebuah postingan di YouTube. Di situ ada cara praktis memperbaiki laptop terkena air.
Baca Juga: Cas Laptop Rusak? Tenang, ini Solusinya
Setelah itu, hal yang pertama kulakukan adalah mencabut baterai laptop sambil mengeringkan sisa-sisa air yang terlihat dengan lap kering bertekstur lembut.
Seharusnya ini hal pertama yang harus dilakukan ketika laptop “kerasukan” air, agar air tidak merambah ke komponen-komponen penting lainnya. Namun, apa daya saat itu aku sangat panik dan nggak tahu harus berbuat apa.
Dan, tak kalah pentingnya juga, jaga jarimu agar tak gatal dan penasaran untuk memencet tombol power, kalau kamu nggak pengen nangis bombay.
Usai cabut baterai, aku membalikkan posisi laptop menghadap ke bawah. Tujuannya mengeluarkan air yang masuk ke sela-sela keyboard.
Aku sedikit terkejut ketika melihat banyak air menetas dari dalam perut laptop. Sampai membasahi seprai tempat laptop itu kutungging.
Saat itu aku mulai hopeless, sudah kurang yakin dengan tutorial tersebut. Jangan-jangan ini cuma clikbait agar jumlah viewers naik.
Ah, nanggung ikutin aja dulu apa katanya, yang penting usaha daripada menyesal kemudian. Posisi laptop kubolak-balik secara bergantian selama 10 menit sekali agar setiap celah dapat mengeluarkan sisa-sisa air.
Akhirnya laptop kubiarkan menghadap ke bawah seperti huruf V terbalik. Posisi ini sama persis dengan pose downward facing dog dalam yoga. Biarkanlah dia berolahraga dulu malam ini.
Paginya, ketika sinar mentari mulai mengintip di balik tirai jendela, aku menjemur laptop di atas meja belajar yang biasanya terpapar matahari dari celah-celah ventilasi. Tak lupa kuselimuti dengan sehelai kain, agar tak terlalu gosong.
Perlu dicatat dan di-bold-kan, jangan menjemur laptop kayak ngejemur ikan asin, karena sangat berbahaya bagi kesehatan mental jika komponennya langsung terkena sinar matahari.
Setelah dua hari nggak kuajak ngomong (laptop ya, bukan suami), di hari ketiga setelah yakin laptop terbebas dari air, aku menyiapkan mental untuk memasang baterai dan menekan tombol power.
Syukurlah, secercah harapan itu ada, laptop Asuspro Essential pinjaman masih mampu hidup. Namun, setengah layar laptop diselimuti uap air mirip bercak dan gumpalan awan.
Kabut itu memang tidak terlalu terlihat mencolok kala wallpaper diganti gambar langit. Tapi masih sangat mengganggu pandangan mata ketika digunakan mengetik. Ternyata, ia belum sepenuhnya pulih.
Setelah itu kuputuskan selalu menjemurnya sebelum berangkat kerja. Tujuh pagi berturut-turut, Si Asus menikmati matahari.
Gumpalan air akhirnya hilang dan tak berbekas sama sekali. Sekarang Si Asus telah sembuh seperti sediakala dan siap menemaniku mengetik ingatan-ingatan yang suatu hari mungkin dilupakan oleh lobus temporalku.
Lama-lama terpikir olehku, ternyata cara mengatasi laptop terkena air hampir sama dengan cara manusia berlindung dari godaan setan virus corona. Jangan-jangan mereka sepupuan, eh.
Baca Juga: Ketangguhan Laptop-laptop Windows yang (tidak) dipunyai Mac
Alhasil, aku pun tak perlu repot-repot dan bersedih hati menggunakan tabungan yang sekarat untuk memboyongnya ke tukang servis.
Inilah tips santuy yang bisa kalian lakukan ketika laptop terkena air. Semoga tulisan ini dapat membantu mengurangi ke-was-wis-wus-an kalian. Tapi hyung, jangan mentang-mentang udah tau caranya, kalian malah latah ngajakin dia showeran.
Experience is the best teacher, tapi jika itu pengalaman buruk, cukup belajar dari orang lain tanpa harus kamu yang jadi pemeran utamanya.
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )