Kopi Arabika Gayo untuk Inggris dan Amerika

Jika hal itu terlihat menggembirakan tentu kita berharap nasib petani kopi juga sama, ya kan? Jangan sampai berat sebelah.

Kopi Gayo untuk Indonesia dan Dunia

~ Ekspor Kopi Gayo di Tengah Pandemi

Ketika corona belum jelas kapan end-game-nya, kabar baik terdengar dari dataran tinggi Gayo, tempat kopi-kopi Arabika terbaik tumbuh dengan sempurna.

Pada Kamis, 4 Desember 2020, sekitar 73,2 ton kopi Arabika Gayo diekspor ke mancanegara. Produk kopi yang diekspor itu adalah green bean dari Koperasi Permata Gayo dan Koperasi Pedagang Kopi Ketiara.

Kedua koperasi tersebut memang telah sering melakukan ekspor yang sedemikian rupa. Kopi-kopi itu diekspor ke Inggris dan Amerika Serikat.

Sesampainya di Inggris kopi itu akan diminum (tentu setelah bubuknya digiling) oleh Pangeran William (kalau dia mau) dan di Amerika dihidangkan di Gedung Putih untuk diseruput oleh Joe Biden (tentu setelah Donald Trump diusir dari situ oleh paspampres, hmmm … semoga yah).

Koperasi Permata Gayo mengekspor satu kontainer biji kopi hijau seberat 19,2 ton sedangkan Ketiara tiga kontainer seberat 54 ton. Total nilai kopi-kopi itu sekitar 531.540 USD, silakan di-kurs-kan sendiri.

Ekspor ini setidaknya memberikan harapan kepada petani kopi Gayo bahwa komoditi tersebut masih diminati dunia. Walaupun dampak pandemi membuat permintaan menurun. Bahkan di awal tahun ini saja harganya turun tanpa bilang-bilang.

Setidaknya, sekarang dengan ekspor ini petani kopi Gayo bisa sedikit tersenyumlah, ya kan buk?

Kopi Arabika ditanam di Dataran Tinggi Gayo yang meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Kopi ini sudah dimulai ditanam sejak 1908, saat itu kamu pasti belum lahirlah, Bree.

Kalau bicara produksi, Arabika Gayo sekarang ini bisa dikatakan adalah yang terbesar di Asia.

Kopi Gayo sudah diekspor ke berbagai negara di dunia. Negara-negara importir selalu percaya akan kualitas kopi Gayo karena telah ada pengakuan sertifikasi internasional. Terutama, kopi organiknya yang bersertifikat Fair Trade dengan Geographical Indication.

Jika hal itu terlihat menggembirakan tentu kita berharap nasib petani kopi juga sama, ya kan? Jangan sampai berat sebelah. Kalau sampai petaninya yang merana, duh. Bang Bree nggak tau bilang lagi.

Udah, gitu aja, ngopi dulu sambil lihat biji-biji kopi ini dipetik.

Baca Juga: Waktu yang Tepat untuk Menanam Kopi Arabika Gayo

Diperbarui pada ( 19 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *