Hanya berbilang jam, kita akan tiba di tanggal 1 Syawal; hari di mana kita bersuka merayakan kemenangan setelah genap sebulan berpuasa.
Idul Fitri dimaknai dengan banyak arti. Dalam bentuk pembersihan jiwa, ia menjadi cara kembali pada yang suci. Pada yang bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, keburukan, dan ragam kata lain yang bermakna tidak baik.
Dengan tibanya Idul Fitri, berarti jiwa-jiwa kembali disucikan. Jiwa-jiwa yang selama ini mendukung dan seiya sekata dengan fisik dalam menahan haus, lapar, serta godaan.
Jiwa-jiwa yang menahan diri dari memberontak pada keburukan; sesuatu yang berimbas negatif kepada raga.
Dalam bentuk fisik, makna Idul Fitri lebih banyak lagi. Bermaaf-maafan sambil berjabatan tangan salah satu dari banyak bentuk itu.
Mengunjungi makam orang-orang terkasih yang telah lama tiada juga bentuk lainnya. Mencabuti rumput-rumput liar di atas tanah kuburan, membasuh dahi di ujung nisan, lalu mengirimkan mereka doa sebagai isyarat bahwa kerinduan itu akan selalu ada.
Maka Idul Fitri juga berarti pulang. Pulang ke rumah tempat kau dilahirkan setelah sekian lama pergi ke tempat yang jauh.
Pulang untuk berkumpul bersama keluarga, setelah berbilang bulan atau tahun tak bersua.
Itulah pulang ke titik yang sama di masa lalu. Masa di mana anginnya masih sama seperti sekarang, awannya juga begitu.
Yang berbeda hanyalah orang-orang dan kejadian-kejadian di sekeliling mereka. Yang dulu kau kenal muda sekarang telah beringsut usia. Yang baru lahir banyak, yang pergi juga begitu, karena demikianlah siklus kehidupan berputar.
Yang juga berubah adalah dinding-dinding di sekelilingmu. Warnanya pasti telah pudar. Atau mungkin diganti sama sekali.
Lalu, satu dua hal lain yang kau temui barangkali mampu membuat perasaanmu berkecamuk, mengirim gundah yang tak bisa tertebak.
Tapi, sedikit kecanggungan akan lekas cair kala tawa telah pecah berderai di serambi rumah.
Dipicu oleh humor-humor yang sebagian masih sama dengan redaksi yang sedikit berubah. Tapi tetap lucu, walaupun diulang-ulang pada setiap hari raya.
Karena itu pulanglah, sebelum anginnya membuatmu mati rasa. Atau, sebelum gerbang kepulangan tertutup rapat.
Pulanglah agar kau mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tak pernah terjawab sebelumnya. Pertanyaan-pertanyaan yang mungkin bertahun-tahun kau tunggu jawabannya.
Pulanglah, ada penganan enak menantimu di rumah.
Ada timphan yang harus kau cicipi, yang dibuat berbekal resep warisan masa lalu. Ada keukarah yang garing dan bhoi yang lezat, yang diracik dengan begitu banyak cinta oleh tangan ibumu.
Tidakkah kau rindu itu semua? Jika iya, pulanglah, sebelum rindumu menjadi residu.
Ini artikel terakhir Sahur Stories yang tayang setiap hari pukul 03.00 WIB selama Ramadan. Terima kasih kepada segenap penulis yang telah sudi memberikan ceritanya kepada kami, juga kepada Breeders-breeders yang bertebaran di luar sana. Untuk itu kepada abang-abang dan akak-akak semua, kami segenap kerabat kerja breedie.com mengucapkan: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin 🙏
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )