Menikmati Warna Kuning dan Sensasi Bahagia di Celosia Garden made in Aceh Jaya

Celosia memang tidak wangi seperti mawar yang dijuluki Queen of Flower. Keindahan Celosia hanya dari warnanya. Kalau Breeders kecewa karena tidak menemukan sensasi wangi, bawa saja parfum dari rumah dan semprotkan saat berfoto di sana.

Pengunjung memakai payung berpose dengan latar belakang bunga Celosia. (Foto Breedie/U Rahma)

~ Di taman ini, sudah banyak hormon bahagia yang terbang lepas bebas ke angkasa luas!

Hay Breeders, awal tahun 2019 ini di Aceh muncul sebuah tempat baru yang indah bila dijadikan lokasi berpose-pose. Atau, istilah karbitan para milenial adalah instagramable. Maksudnya, foto-foto di lokasi itu cocok dipajang di Instagram, bukannya di Facebook. Walaupun sebenarnya sama-sama cocok karena Facebook dan Instagram sudah hidup serumah tanpa ikatan pernikahan.

Nama tempat itu Celosia Garden. Tanpa perlu menunggu purnama Desember muncul lagi, garden itu langsung viral di media sosial. Sampai-sampai medol (baca: media onlen) ikut pula memberitakannya.

Kenapa disebut Kebun Celosia? Tenang, saya jelaskan nanti. Karena editor Breedie memberikan “titah” supaya di setiap artikel ada unsur ‘lima we satu ha’ (5W1H), saya tambahkan dulu “where”-nya. Jadi, taman ini ada di Gampong Alue Piet, Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya, Indonesia, kode pos 2xxxx. Agak jauh dari rumah saya.

Setelah saya tahu info tentang taman itu langsung kepincut untuk pergi ke sana. Tujuannya, tak lain dan tak bukan untuk menambah koleksi foto-foto sebagai bekal hidup di dunia medsos. Supaya lebih berkesan, saya ikut membawa kacamata dan topi besar seperti noni-noni Belanda di zaman VOC. Soalnya, saya sudah membayangkan seperti akan pergi ke Eropa saja, hehehe.

https://www.instagram.com/p/BtKoo26n1OH/

Menjangkau Panga yang berada di balik kaki Geurute itu soal kecil saja. Apalagi, kakak saya berdomisili di Calang. Dia juga yang menambahkan informasi mengenai kebun Celosia itu. Tanpa mau menunggu, saya langsung mencarter L-300 langganan milik Bang Amad untuk meluncur ke Alue Piet.

Begitu tiba di depan pagar kebun, saat Bang Amad menginjakkan rem L-300-nya, warna-warna kuning langsung berloncatan ke mata. Duh, saya langsung pakai kacamata supaya tak silau dan berharap terlihat keren. Turun dari mobil, topi noni Belanda langsung menangkup kepala supaya tak panas.

Jantung saya langsung berdebar kencang. Bukan karena mabuk darat. Saat melihat hamparan bunga kuning tersebut saya seperti diselimuti perasaan bahagia bercampur damai. Saya haqul yakin, ini selaras dengan hasil riset di sebuah berita medol yang bilang bahwa melihat warna kuning memicu pelepasan hormon bahagia: serotonin. Selain itu, katanya, warna kuning dapat meningkatkan konsentrasi, karena secara harfiah bisa membangunkan otak dan sistem saraf.

Jadi tak heran kan Breeders, kalau rambu-rambu lalu lintas didominasi warna kuning?

Memang, sistem saraf saya langsung bekerja seketika itu ju(g)a. Saat melihat kebun bunga tersebut langsung terngiang di telingaku bisik cintamu di benak saya adegan Shahrukh Khan dan Kajol menyanyikan lagu “Tujhe Dekha To Ye Jaana Sanam” dalam film “Dilwale Dulhania Le Jayenge”. Kedua bintang film ini bernyanyi di sebuah taman penuh bunga. Romantis tentu saja. Bagi Breeders pecinta Bollywood, tentu tak asing pada film yang rilis 1995 ini.

Namun, saya tidak tahu apakah jenis bunga di taman tempat Shahrukh Khan dan Kajol berlarian itu sama dengan di Alue Piet. Setelah selidik sedikit, saya baru tahu kalau Celosia tersebut dalam bahasa Aceh disebut Bunga Lambeng Manok. Dalam bahasa Indonesia ada yang menyebut Bunga Ceker Ayam.

Pemilik Celosia Garden yang bernama Kaisar bercerita bahwa ide membuat kebun itu datang dari hasil jalan-jalannya ke beberapa negara di ā-zhə (baca: Asia). Tujuan kebun seluas satu hektare itu dibuat supaya orang Aceh yang belum piknik ke seantero ā-zhə dapat merasakan sensasi serupa. Niat yang mulia dari Sang Kaisar, tentu saja.

Celosia memang tidak wangi seperti mawar yang dijuluki Queen of Flower. Keindahan Celosia hanya dari warnanya. Kalau Breeders kecewa karena tidak menemukan sensasi wangi, bawa saja parfum dari rumah dan semprotkan saat berfoto di sana.

Sedangkan bagi saya, setelah galeri smartphone penuh dengan foto beragam pose, rasanya cukup puas. Perjalanan sekitar lima jam dari Pidie–rumah saya–ke Celosia Garden, terbayar sudah. Walaupun ketika masuk kebun ana harus membayar tiket masuk Rp10 ribu. Tak apa, harganya masih bersahabat dan tidak membuat kantong bolong.

Untuk Breeders yang belum ke sana, di bawah ini ada beberapa foto suasana di Celosia Garden. Silakan dinikmati secukupnya, ya. Kalau kurang, pergi saja sendiri ke sana dan foto sepuasnya 🙂

Petunjuk dan penggunaan Menuju Celosia Garden

# Dari Banda Aceh, setibanya di Calang, ibu kota Aceh Jaya, sebaiknya tidak usah berhenti. Cuma 15 menit dari situ, sudah sampai ke Celosia Garden. Nanti akan kelihatan kalau kebun tersebut berada di kanan jalan.

# Jika ingin ke sana, datanglah saat siang. Saturasi warna di siang hari cukup tinggi dan menonjol agar jepretan fotomu bagus.

Seorang pengunjung sedang memotret keluarganya di Celosia Garden. (Foto Breedie/U Rahma)

# Kebalikannya, dilarang datang saat malam karena kebunnya sudah pasti ditutup.

# Boleh pergi sendiri tapi lebih seru perginya rame-rame tapi juga tidak sekampung, dong.

Bunga Celosia alias Lambeng Manok. (Foto Breedie/U Rahma
Bunga Celosia alias Lambeng Manok. (Foto Breedie/U Rahma

# Usahakan pakai kacamata hitam supaya mata tidak terlalu silau.

# Jadi, tunggu apalagi? Selamat mengeksplor dan jangan lupa tetap jaga kelestarian lingkungan sekitarnya.

Akak-akak ini lagi ngapain ya di Celosia Garden? (Foto Breedie/U Rahma)
Akak-akak ini lagi ngapain ya di Celosia Garden? (Foto Breedie/U Rahma)

[Ukhty Rahma]

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

One thought on “Menikmati Warna Kuning dan Sensasi Bahagia di Celosia Garden made in Aceh Jaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *