Langsung saja.
1. Pergilah pada waktu yang tepat.
Sekira kau tinggal di seputaran Tungkop (Aceh Besar) atau agak lebih ke belakang lagi semisal di daerah Lampuja, berangkatlah lepas azan asar berkumandang.
Tapi jika kau tinggal di seputaran Prada atau Kuta Alam, kira-kira pukul 17.14 sudah boleh keluar rumah. Ambil jalur yang tak begitu padat, lalu bergegaslah ke arah Ulee Lheue, Banda Aceh.
2. Ajak teman dan jangan sesekali datang seorang diri.
Menikmati senja seorang diri di Ulee Lheue saat sinar jingganya sedang begitu gemilang, sungguh, tidak ada kenikmatan sama sekali.
Kau tidak bisa bertukar cerita atau saling berkomentar tentangnya. Jika punya pasangan itu lebih baik.
Baca Juga: Menyesap Arabika di Pantai Kuala Jangka
Ajak pasanganmu, katakan padanya, “Senja sungguh gemilang hari ini, mari kita nikmati barang sekejap dua kejap di Ulee Lheue sana, siapa tahu setiba di sana kita bisa memanjat ke langit dan memotongnya sekerat dua kerat untuk kita bawa pulang nanti. Sudah pasti potongan senja yang kita kantongi nanti akan jadi kenangan terindah perjalanan cinta kita.”
Karena senja turun dalam sekedipan saja. Kau tak boleh buang-buang waktu. Karenanya, mari ikuti tutorial berikutnya.
3. Rapal mantra penghalau awan.
Mantranya boleh dengan kalimat sesuka hati asal terselip kata-kata, “Menyingkirlah awan gemawan, menyingkirlah!”
Setelah itu kau boleh menyelipkan kalimat-kalimat lain sesuka hati dengan syarat, setiap rapalan yang kau ucapkan itu harus dibarengi dengan keyakinan hati, seyakin-yakinnya kata yakin.
3.1. Jangan lupa beli jagung bakar, atau bakso bakar, atau siomay, atau rujak instan di pedagang-pedagang sepanjang trotoar jalan Iskandar Muda.
Ingat jangan takut kehabisan tujuh atau delapan ribuan uang, dan rogohlah kocek untuk membeli sejenis penganan kecil di sana.
Ingat, senja tak suka orang-orang pelit apalagi orang-orang yang akan menikmatinya dengan pasangan kesayangan.
3.2. Tunggu uang kembalian.
4. Carilah spot terbaik.
Kau boleh mengambil tempat di belakang kantor Polsek, atau di pelabuhan kecil belakang Kantor Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh.
Belakang Masjid Baiturrahim bukan tempat yang dianjurkan jika kau lupa atau menyengajakan diri untuk tidak salat asar.
5. Berdoalah.
Ini perkara penting. Sebab segala usaha tanpa doa akan sia-sia, dan akan menjerumuskan kau pada kesombongan yang tak terkira.
6. Lihat.
Itu senja sudah turun. Jangan picingkan mata. Pelototin ia dengan baik.
Itu teman di samping jangan kau rangkul sembarangan, apalagi sok-sok mesra dengan pasangan, sebab yakinlah mata WH ada di mana-mana.
6.1. Potretlah.
6.2. Jangan buru-buru upload ke media sosial. Potret saja dulu yang banyak.
7. Jangan lupa kunyah jagung bakar.
Atau siomay atau bakso bakar atau rujak instan.
8. Habis jagung bakar, gegaslah pulang.
Jangan tunggu azan magrib selesai dari corong masjid atau meunasah. Satu hal yang harus kau ingat; waktu paska azan magrib selesai hingga iqamah datang adalah sebaik-baik waktu bagi geunteuet keluar bergentayangan.
9. Sudah sampai di rumah?
Ya sudah. Langkah-langkah selanjutnya kau atur saja sendiri.
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )