Kepada Yth: Seorang Kawan yang Pernah Dibully Karena Ngefans JKT48

ilustrasi musik freepik

~ Untuk Si Men

Men, sebelumnya, maafkan aku ketika dulu tak membelamu ketika “dipersekusi” beberapa teman kita di tengah kerumunan orang di warung kopi, hanya karena satu hal: kau mendaku sebagai fans JKT48 dan sangat menyukai lagu-lagu mereka.

Kau ditertawakan Men, karena, salah satunya, kau menyandang kelamin jantan sejak lahir. Bagi para perundung, tak elok rasanya seorang jantan menggemari lagu-lagu yang dinyanyikan girl band berisi betina-betina muda nan ranum itu.

Singkatnya, karena kau lelaki, Men, kesukaan lagumu harus sedikit keras. Begitu kata para perundung yang kebanyakan memang menyukai Ramones, Sepultura, POD, SOAD, SID, Slank, dsb.

Kau, satu sisi kalah kelas sebagai lelaki yang berada di kerumunan lelaki. Sementara aku ketika itu juga tertawa walaupun tak ikut-ikutan merisak.

Aku sempat berpikir aneh saat itu akan selera musikmu.

Tapi, Men, dinihari tadi semua pikiranku tentangmu berubah drastis kala mendengar sederetan tembang di album ‘Kolaborasoe’ Endank Soekamti. Album keenam bank punk asal Yogyakarta ini memuat kolaborasi epik dari 11 musisi, dua karakter animasi dan seorang comic (stand up comedian).

Albumnya rilis pada 2014 dan aku baru mendengarnya 2018. Bisa kau bayangkan, Men, betapa terbelakangnya aku, duh.

Di album itu Endank Soekamti menyanyikan lagu-lagu dari beberapa band lain yang tak sealiran dengan mereka, dengan gaya yang dicampur-campur.

Aku bukan penekun musik, tentu kau paham apa maksudnya dicampur-campur. Penuh distorsi gahar ala Endank Soekamti. Lagu-lagu itu semuanya asyik.

Dan hei, qe tau Men? Tak hanya lagu seperti ‘Anyer 10 Maret’ Slank yang dinyanyikan Endank Soekamti tapi juga ‘Eeeaa’ CJR. Ya, Men, Coboy Junior, band cilik yang menyanyikan lagu-lagu cinta ketika mereka belum terlalu akil balig.

Kebayang tidak kau bahwa ada band sangar seperti Endank Soekamti ikut menyanyikan lagu-lagu dari musisi yang alirannya sama sekali berbeda dengan mereka.

Tapi itulah Men, sama seperti yang kau bilang saat itu, selera musik orang jangan diganggu gugat. Tak elok. Cintailah apa yang kau suka jangan mencela apa yang tak kau suka.

Lagipula benar katamu, Men, musik itu universal. Seorang pecinta rock tak seharusnya menghina penikmat koplo karena ini soal kenikmatan. Sama seperti kopi atau rokok, terserah jenis dan merek apa yang kita pilih. Mulut-mulut sendiri, ya kan.

Maafkan aku Men, karena tidak mendukungmu saat itu.

Jika dirunut-runut, kawan-kawan kita yang begitu ngefans sama band-band “laki” itu kan awalnya juga mengenal musik dari apa yang terhidu di telinga mereka. Bisa ketika mendengar pertama langsung suka atau direkomendasikan orang lain.

Aku tidak tahu kau awalnya suka JKT48 itu dari mana. Tak pantas juga aku bertanya demikian karena sekali lagi, selera tak boleh diganggu gugat.

melody-jkt48
Melody JKT48, tapi sayang dia sudah mundur dari band, men. brilio

Karena bila mengaca pada diri sendiri, aku bukanlah penikmat jenis musik tertentu. Apa saja yang menarik tentu akan masuk di telinga. Insiden kau dirundung di meja warung kopi itu sedikit banyak sama seperti kisah masa kecilku.

Sejak kecil aku dibesarkan di lingkungan yang penuh pekikan Iklim, melownya Tomy J Pisa bahkan suara centil Manis Manja Group. Musikku tidak bisa satu, tidak bisa eksklusif.

Masa ketika media mendengar musik cuma radio dan kaset (itu pun hanya waktu tertentu), tentu bisa kau bayangkan aku tak paham apa itu Metallica.

Mana mampu telinga anak kampung macam diriku mengunyah musik-musik keras seperti itu. Mendengarnya saja bakal membuat ingusku meleleh sempurna saking shocknya.

Maka, aku mendengar apa yang mungkin bisa didengar orang lain di kampung itu. Dangdut oke, pop juga tak masalah. Kalau hanya manut pada satu jenis musik saja saat itu tentu aku akan dibuang oleh teman-temanku ke tempat sampah.

Wajar saja, ketika banyak dari mereka meneriakkan Iklim, aku bakal dirundung jika menghayati MLTR.

Nah, Men, aku tulis cerita singkat ini sebagai bentuk maaf kepadamu. Aku berjanji akan membelamu jika suatu saat kau diusik lagi soal kesukaanmu pada JKT48.

Jika kau mau berjoget-joget centil gaya mereka, itu hakmu Men. Tapi jangan pakai hak tinggi ketika kau menari.

Sementara ini, biarkan aku melihat bidadari yang jatuh dari surga tepat di hatiku, eeeaa…eeeaa…eeeaa!

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *