Sahur pertama ini sungguh aneh. Saya membayangkan akan mencicipi es kepal milo pada saat buka perdana nanti.
Padahal kopi dalgona sedang merajalela dengan ganasnya di trending topik. Minuman yang sebenarnya tidak istimewa karena dibuat dari kopi instan, gula, dan air panas.
Minuman yang sebenarnya biasa saja, cuma dibuat dengan rasa letih berlebih. Dan akhirnya ia trending karena ulah netizen.
Padahal, sejatinya dalgona atau ppopgi sengaja dibuat oleh orang-orang di Korea untuk mengenang jajanan di masa kanak-kanak mereka.
Apa sebabnya masa lalu dikenang lewat makanan? Banyak, salah satu faktornya karena sudah kelamaan “dikurung” akibat wabah corona.
Kenangan kadangkala menyesatkan, seperti yang saya alami sekarang. Saya rindu menyicipi es kepal milo yang justru viral pada puasa beberapa tahun lalu.
Pada tahun-tahun itu, saya sempat-sempatnya menyebut es kepal milo sebagai makanan borjuis yang menyaru menjadi penganan proletar.
Sebabnya tak lain karena merek minuman dengan rasa coklat dan malt yang diproduksi oleh Nestle ini berasal dari Australia.
Di mata saya, kehadiran es kepal milo menggerus kedudukan penganan-penganan tradisional yang menguasai per-takjil-an.
Di tengah narsisme bakwan, mi caluk, kelapa muda, dan lain-lain, es kepal milo hadir dengan santun tapi blakblakan. Ekspansinya begitu masif. Seperti dirancang lewat sebuah strategi marketing yang luar biasa.
Berbeda dengan risol yang malu-malu masuk ke medsos, es kepal milo punya cukup banyak nyali untuk berseliweran di lini masa. Gambar dan videonya dibagikan para buzzer yang begitu kesengsem pada warna coklatnya.
Setahu saya, tidak banyak komentar yang menyinyiri es kepal milo saat itu. Seolah minuman kontemporer asal Malaysia ini_di sana disebut ais kepal milo_layak diterima di mana saja, termasuk Indonesia. Sama seperti yang terjadi pada dalgona sekarang.
Di sisi lain, nama es kepal milo juga sangat memantik rasa penasaran sekaligus menimbulkan ambigu. Es yang seharusnya menjadi pendingin dan diminum dengan diseruput, kok harus dikepal?
Tak sampai ke alam pikir saya karena secara harfiah saya memaknai es sebagai benda dingin yang tidak bisa dikepal. Tapi sekarang saya rindu es kepal milo, bukan dalgona.
Ini sejatinya rubrik baru yang dibuat mendadak. Rencananya tayang selama Ramadan sebagai tempat menampung cerita-cerita terkait puasa. Buat Breeders yang mau berbagi cerita, email saja tulisanmu ke [email protected]. Panjangnya cukup 300 kata, ditunggu ya 🙂
Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )
Belum waktunya berbuka bg,
Wkwkwk
Mungkin di darussalam msh ada itu es berjibaku sama capcin alias cappuccino cincau
Waktu berbuka tinggal 7 jam lg wkwkwk