BNOW ~ Varian baru virus corona dilaporkan telah muncul dan menyebar ke 32 negara setelah pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020. Benarkah demikian?
Dilansir Business Insider, varian baru yang bermutasi itu kemungkinan lebih berbahaya. varian yang diberi nama B.1.1.7 itu disebut-sebut menular sangat cepat dibandingkan covid-19.
Inggris secara resmi mengidentifikasinya pada pertengahan Desember. Erik Voltz, dosen kesehatan masyarakat di Imperial College, London, mengatakan varian baru itu 70 persen lebih mudah menular.
Namun, Voltz menilai masih terlalu dini untuk mengatakan varian tersebut mudah menular. “Tapi, dari apa yang kita lihat sejauh ini, varian itu berkembang sangat cepat.”
Para ahli mengatakan virus biasanya bermutasi dan variannya tidak selalu lebih berbahaya. Selain itu, mereka yakin vaksin covid-19 masih dapat mengatasi B.1.1.7.
Akibat munculnya varian baru, beberapa negara bergegas menutup perbatasan dan memperketat pembatasan perjalanan.
Dari Inggris ke Belanda
Setelah Inggris, Belanda menjadi negara kedua yang mengumumkan penemuan varian baru. Menteri Kesehatan Belanda Hugo de Jonge mengatakan varian baru ditemukan pada dua kasus di Amsterdam.
Sementara Prancis mendeteksi kasus pertama varian baru pada hari Natal. Virus ditemukan pada orang yang baru tiba dari London.
Otoritas Swedia mendeteksi jenis baru tersebut setelah seorang pelancong dari Inggris jatuh sakit pada saat kedatangan dan dinyatakan positif.
Pada 26 Desember, Spanyol melaporkan empat kasus varian baru corona. Lagi-lagi, virus terdeteksi pada orang yang baru saja kembali dari Inggris.
“Para pasien tidak sakit parah. Kami tahu jenis ini lebih mudah menular tapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius. Tidak usah khawatir,” ujar wakil kepala kesehatan pemerintah daerah Madrid, Antonio Zapatero.
Sementara di Swiss pada tanggal yang sama tiga orang dinyatakan positif. Dua dari pasien adalah warga Inggris yang mengunjungi Swiss.
Selanjutnya, Denmark melaporkan sembilan kasus varian baru pada akhir Desember.
Pada 29 Desember, pejabat kesehatan Jerman mengatakan varian baru telah ada di negara itu sejak November.
Negara-negara Eropa lain yang juga melaporkan hal serupa adalah Italia, Finlandia, Belgia, Malta, Norwegia, Portugal, Islandia, dan Irlandia.
Sementara Amerika Serikat menemukan kasus pertama pada seorang pria di Colorado. Namun, pria 20 tahun itu tidak memiliki riwayat perjalanan.
Hal sama terjadi di Kanada. Sepasang suami istri di Ontario positif mengidap virus jenis baru. Mereka tidak memiliki riwayat perjalanan atau kontak berisiko tinggi.
Penyebaran di Asia, Amerika Latin, dan Timur Tengah
Chili menjadi negara pertama di Amerika Selatan yang melaporkan kasus varian baru corona baru pada 29 Desember lalu.
Hanya dua hari setelah kasus pertama Chili, Brazil melaporkan dua kasus varian baru.
Sementara di kawasan Timur Tengah, varian baru terdeteksi di Turki, Lebanon, Israel, Yordania, dan Uni Emirat Arab.
Di Asia, Singapura mengonfirmasi satu kasus varian baru pada 24 Desember. Sehari sesudahnya, Jepang melaporkan lima kasus pertama.
Disusul setelah itu B.1.1.7 terdeteksi di China, Korea Selatan, India, Pakistan, dan Taiwan.
Adapun Australia untuk sementara satu-satunya negara di kawasan Oseania yang mendeteksi dua kasus varian baru corona. Lagi-lagi, sumbernya dari Inggris.[]
Diperbarui pada ( 21 Maret 2024 )