Si Buah Lezat Bernama Avokad

Selain membayangkan jus avokad dicampur susu cokelat, bagaimana kalau kita mencoba sesuatu yang berkeringat.

Buah avokad

~ Avokad ini selain sedap rupanya ngeri, jadinya ngeri sedap 

Mengonsumsi sesuatu dalam jumlah banyak katanya memang tidak bagus. Walaupun itu sesuatu yang bagus. Kita bicara soal avokad. Buah yang sempat tersohor pada 2017.

Avokad bisa dikonsumsi langsung dan diolah menjadi minuman atau makanan. Rasanya yang gurih dan lengket di lidah membuat buah ini menjadi primadona. Rasanya ingin memakannya lagi dan lagi.

Yang jadi masalah, kalau memakan avokad dalam jumlah banyak. Ternyata, buah yang kaya antioksidan, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, potasium, dan serat, ini juga membahayakan kesehatan kalau dimakan berlebihan.

Satu sisi, avokad mengandung asam lemak omega 3. Ini lemak sehat yang dibutuhkan tubuh. Namun, terlalu banyak mengonsumsi lemak ini menyebabkan obesitas. Ketika berat badan berlebih, kita berisiko tinggi terkena penyakit semacam kolesterol, jantung, atau nyeri sendi.

Tak hanya itu, Breeders, kebanyakan mengunyah avokad bisa membuat munculnya alergi seperti hidung tersumbat, batuk, atau sesak napas. Ngeri juga, ya.

Baca Juga: Motivasi Belajar Puasa Demi Sebuah Kursi di Meja Makan

Nah, kalau sudah tahu soal bahaya yang ditimbulkan, jangan kapok untuk memakannya. Asal, dikonsumsi secara wajar.

Avokad sejatinya bukan buah asli Indonesia. Dari nama latinnya saja, Persea americana, sudah bisa ditebak dari mana si avokad ini berasal. Yup, betul, dari Amerika. Tapi bukan Amerika Serikat, ya. Avokad berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah.

https://www.instagram.com/p/Bql2JLJnW8Q/?utm_source=ig_web_copy_link

Kalau nama Inggrisnya, Avocado diambil dari bahasa suku Aztek, ahuacatl (dibaca kira-kira “awakatl”). Suku Aztek ini berada di daerah Amerika Tengah dan Meksiko.

Dari wilayah itu, avokad kemudian berkembang karena andil pasukan Spanyol pada sekitar abad 16. Salah seorang pasukan Spanyol ini kemudian membawa buah tersebut ke Eropa. Lambat laun buah ini pun tiba di Indonesia. Siapa lagi yang membawanya kalau bukan Belanda sekitar abad 19.

Avokad kemudian menjadi tanaman di perkebunan. Bahkan, ada juga yang menanamnya di pekarangan rumah. Soalnya, selain memiliki buah yang enak, pohon avokad yang tingginya mencapai 20 meter ini mampu meneduhkan. Lebar daunnya saja 12-25 sentimeter.

Di pasaran, avokad yang beredar ada beberapa jenis. Yang paling pamor adalah varietas avokad Sabinas. Avokad ini berasal dari Sabinas-Hidalgo, Tamaulipas, Meksiko; sekitar 129 kilometer di selatan Texas, Amerika Serikat.

Avokad Sabinas ini dapat tumbuh cepat dari biji dan menghasilkan buah bagus. Walaupun kulitnya hitam tapi sangat tipis dan bisa dimakan bersama daging buahnya.

Jenis lain ada namanya avokad wina, avokad mentega (yang paling diminati orang Indonesia), avokad mentega miki, avokad kendil, avokad aligator, dan avokad tanpa biji (juga tak bernama). Walaupun namanya berbeda-beda, rasanya tetap sama: rasa avokad.

Sebenarnya, ada banyak lagi jenis avokad yang beredar di luar sana. Indonesia sendiri katanya sejak 1920-1930 telah mengintroduksi 20 varietas avokad dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul.

Ayo, Menanam Avokad

Setelah tahu sedikit seluk beluk alpukat, mau nggak Breeders menanam pohonnya? Gampang kok caranya.

Pertama, untuk menanam tentu butuh tanah. Pilih tanah yang gembur, mengandung banyak bahan organik dan tidak mudah tergenangi oleh air. Artinya, pilih jenis tanah lempung berpasir, lempung endapan, atau lempung liat.

Kedua, siapkan bibit. Boleh bibit yang didapatkan secara generatif dari buah avokad tua. Bijinya ini dijemur sekitar tiga jam lalu disemai dalam polybag. Atau, secara vegetatif dengan cara okulasi yakni menyambung pucuk dari tunas pohon yang sudah berbuah.

Ketiga, galilah tanah dengan panjang, dan lebar serta tingginya masing-masing, 75 sentimeter. Jangan langsung masukkan bibit ya, biarkan lubang ini menganga sekitar dua pekan. Ada baiknya juga diberikan pupuk ke kandang di dalam lubang.

Keempat, ambil biji avokad tadi, masukkan sisi yang tumpul ke dalam tanah. Jadi, sisi lancip menunjuk langit. Kenapa harus begitu? Tanyakan sama ahli Botani. Lebih baik, tanam dua pohon avokad, karena tanaman ini tak suka menjomblo.

Setelah itu, rawatlah avokad tersebut dengan riang gembira. Tunggulah dalam tiga atau empat tahun ia akan berbuah. Lama memang, karena ada kasus sebatang pohon avokad berbuah setelah tujuh tahun. Bahkan tak berbuah sama sekali, sedihnya.

Bersabarlah. Saat Breeders berpikir bahwa tidak mungkin ia akan tumbuh, tiba-tiba akan tampak seperti batang yang ditancapkan ke tanah. Jangan ditarik! Itu biji avokad yang sedang bertumbuh! Kadang ia akan bertumbuh 15 hingga 20 sentimer sebelum daunnya mulai muncul.

Baca Juga: Standar Ganda Seledri

Namun, yang penting optimis. Saat panen, jangan langsung konsumsi buah tersebut. Jangan pula menunggu buahnya masak di pohon. Hal ini tak akan terjadi. Avokad tidak akan masak di pohon. Petik dan taruh buahnya di dalam karung supaya masak. Buah siap dikonsumsi setelah permukaan kulit daging terasa empuk.

Yang tidak boleh dilupakan selama perawatan, tanaman ini gampang hipotermia. Maksudnya, ia bakal syok jika terus menerus terpapar suhu di bawah 10 derajat Celcius. Kalau tiba-tiba ada salju yang turun, cepat-cepat bawa pot berisi tanaman muda avokad masuk ke dalam rumah. Kalau ditanam ditanah, sebaiknya dibungkus plastik tebal.

Selain salju, yang tentu saja tak mungkin turun di Indonesia, angin dingin juga tak disukai avokad. Bawa keluar dari rumah atau buka selubung plastik ketika cuaca mulai menghangat.

Kasus melawan dingin ini hanya berlaku untuk avokad muda. Jika ia telah tumbuh besar sepertinya tidak perlu. Kalau ragu, ya bungkus. Breeders harus telaten dan penuh perjuangan merawat tanaman ini. Hal tersebut setidaknya setimpal dengan lezatnya daging buah si avocado ini, bukan?

Diperbarui pada ( 6 April 2022 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *