Podcast Episode 5 – Cang Panah Dua Tahun Breedie

Sekian lama, akhirnya Razi berkenan membongkar aib Breedie yang kini sudah berusia dua tahun. Dari duka yang layak dibikin kelakar, ragam karakter penulis yang serba ‘masa bodoh’, dan rasa percaya diri pada segmentasi yang ada, sembari terus terbuka pada hal-hal baru.

Tahun baru 2020 sejatinya sebuah tahun kelam untuk breedie: awal yang buruk untuk memulai langkah-langkah baru penuh cita.

Apanya yang buruk? Banyak. Kami kekurangan tulisan untuk diupdate secara rutin.

Akibatnya, banyak pembaca tak setia kami memilih tutup tab browser dan menyulih mata ke media blog lain.

Kami ditinggalkan tanpa pesan tapi jejaknya kami tahu melalui Google Analitycs.

Tapi itu belum seberapa. Hingga tahun ini kami belum mendapatkan dana publikasi dari pemerintah daerah.

Sesuatu yang lazim dan diinginkan oleh media-media baru. Segala kritik yang kami layangkan sejak awal rupanya tidak berbekas dan mengena.

Simak juga: Podcast Breedie Episode 2 – Iqbal Jelatank: Musik, Melankolia dan Kritik Sosial

Salah kami juga sih, karena terlalu berlagak sok satire. Akibatnya, kritik-kritik yang kami utarakan malah tak ada guna sama sekali.

Dana publikasi yang kami idam-idamkan tak juga datang. Padahal, dengan adanya dana itu minimal kami bisa membenahi media blog ini menjadi lebih berwarna. Berwarna dengan advertorial dari pemerintah tentu saja.

Oleh karena itu wahai pemerintah, tengoklah kami, jangan biarkan kami sempoyongan begini.

Di sisi lain, salah kami juga karena tidak memperjelas kelamin dari breedie.com ini, apakah dia media atau blog. Nah, ini salah satu yang kami bahas di podcast kelima ini.

Selain itu sedikit memperlebar apa yang telah kami tulis di halaman About tentang kami. Kebetulan, narasumber episode kali ini adalah orang dalam dari breedie sendiri yakni Razi, yang mengaku salah seorang pendiri breedie.com.

Entah iya entah tidak.

Jadi, di podcast kali ini kami membuka segala kekurangan kami supaya tidak ditiru oleh orang lain.

Sekaligus juga memberitahu apa saja kelebihan kami yang telah juga dimiliki oleh orang lain.

Semoga podcast edisi kelima ini, katanya ada beberapa part, tidak membuat Anda ngantuk.

Podcast ini direkam pada Senin, 6 Januari 2020 di lantai dua sebuah warkop dekat Terminal Keudah, Banda Aceh. Hanya dengan bermodalkan sebuah smartphone.

Makanya, desau angin dan suara lainnya seperti bunyi mesin gerindra eh gerinda dan tertawaan orang di meja sebelah, akan ikut serta masuk ke dalamnya.

Sekali lagi, semoga Anda tidak ngantuk. Selamat mendengarkan.

Podcast ini bisa didengarkan di aplikasi Anchor. Untuk spotify, cari saja breedie podcast dan silakan difollow ya bree! Di google podcast begitu juga. Ah, tapi kalau kalian nggak mau repot-repot, buka saja pakai google chrome, tekan play, beres.

Selamat tahun baru, kawan (walaupun sudah lama lewat). Melengganglah ke luar sana. Nikmati dunia.

Jika kau butuh anjangsana tapi tak punya honda, telepon saja travel wisata!

Update! Ini dia bagian keduanya, Bree.

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *