Menggugat Layanan SMS, Si Anak Tiri di Tengah Kepungan Aplikasi Chatting

SMS murah itu begitu berharga, khususnya bagi kawoela muda. Mereka kadang sampai begadang tengah malam untuk chatting dengan yayangnya, hingga si yayang kemudian menjadi mantan. Menggoda anak orang tengah malam sekadar untuk bertanya, “Kok, belum bobok?”

Ilustrasi SMS jadul zaman dulu itu

~ 4 x 4 = 16, sempat nggak sempat harus dibalas, hihi

“YTH kami dari KSP NASARI menawarkan pinjaman berbasis online melayani diseluruh indonesia min 5jt-250jt U/info WA:085256215522”

SMS atau Short Message Service tersebut saya terima pada Senin, 12 Oktober 2018, pukul 10.30 WIB. Pesan pendek ini masuk ke SIM 1 smartphone. Saya tidak tahu siapa yang mengirim. Ingin membalas tak punya pulsa. Kalau pun iya, apa yang harus saya balas? Apakah saya harus bilang saya sudah kaya dan tak perlu pinjaman? Tentu terlihat congkak. Mau balas jangan kirim-kirim lagi ke saya, memangnya dihiraukan oleh si pengirim?

Karena saya memilih meng-ignore saja SMS tersebut, alhasil berpekan-pekan lamanya ia nangkring di inbox. Kadang saya juga berpikir, masih ada orang yang mencari pelanggan bisnis lewat SMS. Kenapa tidak diiklankan saja lewat spanduk-spanduk.

Memang, menawarkan produk seperti itu lewat SMS sangat murah meriah. Tarif seratus kali SMS masih lebih kecil dibandingkan selembar spanduk. Namun, tidakkah si pengirim berpikir apa masih ada orang yang percaya dengan tawaran seperti itu?

Entahlah. Yang kerap terpikirkan hanyalah, dari mana si pengirim mendapatkan nomor saya itu. Nomor telepon saya di SIM 1 itu memang sudah tak “perawan” lagi. Dia kerap singgah di counter-counter pinggir jalan untuk “jajan” pulsa. Duabelas angkanya itu sudah masuk ke beberapa “pembukuan” abang-abang dan kakak-kakak counter. Diisi lima ribu pun dicatat.

https://www.instagram.com/p/BrcQPydn1cW/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=z2l2yu82e85q

Abaikan soal SMS tersebut. Seiring berkembangnya fitur aplikasi chatting di smartphone, salah satu layanan pengirim pesan bawaan handphone itu memang sudah jarang dipakai. Coba tunjuk bulu hidung mana anak zaman sekarang yang kirim pesan pakai SMS? Jika ada, tanyakan beliau kelahiran tahun berapa?

Membahas SMS tak elok jika belum menanyakan kapan pertama kali Breeders mengenal handphone? Jika waktunya belum terlalu jadul, mungkin Breeders ingat ketika masih kemaruk menggunakan SMS. Apalagi, saat itu ada provider berinisial T yang sedang gencar-gencarnya mempromosikan SMS bertarif murah, Rp1 per SMS.

SMS murah itu begitu berharga, khususnya bagi kawoela muda. Mereka kadang sampai begadang tengah malam untuk chatting dengan yayangnya, hingga si yayang kemudian menjadi mantan. Menggoda anak orang tengah malam sekadar untuk bertanya, “Kok, belum bobok?” kian meriah ketika tersedianya emoticon yang unik dan lucu (baca: jadul) yang diketik dengan perpaduan huruf dan angka.

Berjalannya sedikit waktu, muncul fitur lain yakni Multi Messaging Service alias MMS. Layanan ini memungkinkan pengguna mengirim gambar dengan tarif yang nggak murah. Namun, tak semua handphone punya fitur ini. Hape 3315? Ah, dia sudah bangga dengan game ular nabrak ekor sendiri.

Tak heran, berkat adanya SMS dan MMS itu, kotak masuk handphone jadi penuh. Ibaratnya inbox aplikasi instan messenger jaman now lah. Sedikit berbeda dengan sekarang, ada kalanya HP jadul memiliki kapasitas tertentu; tak mampu menampung semua SMS. Di akhir bulan biasanya SMS tersebut dihapus satu per satu setelah diseleksi berulang-ulang.

SMS yang dibangun oleh Matti Makkonen ini lebih kurang sudah berusia 25 tahun. Ide tentang SMS digagas Makkonen pada 1984 dalam sebuah konferensi telekomunikasi. Namun, dibutuhkan waktu cukup lama untuk setelah itu hingga pengguna bisa menikmati layanan tersebut. Selain itu, pada 1992 layanan ini belum ada di beberapa model ponsel yang mengedepankan fungsi telepon dibandingkan kirim pesan.

Makkonen sendiri (16 April 1952-26 Juni 2015) seorang insinyur Finlandia di bidang komunikasi seluler. Dia pernah bekerja di Nokia Networks dan Tele Finland. Pada 2008, Makkonen dianugerahi penghargaan ekonomis inovasi dalam kategori komputasi dan telekomunikasi untuk karyanya yakni SMS.

Hari ini, layanan SMS sudah jarang dipakai. Jika pun ada yang menggunakan paling pengguna yang tidak bisa menggunakan dial up untuk info keperluan pada operator langganannya, seperti untuk konfirmasi pembuatan akun aplikasi, bahkan keperluan bisnis seperti SMS Mobile Banking. Tidak untuk chatting lagi.

Meskipun begitu Breeders, SMS tidak ditinggalkan sepenuhnya. Ia menjadi “anak tiri”, dipakai pengguna kala jaringan data internet sedang terganggu. Sialnya, kepongahan smartphone dengan aplikasi chatting seperti Whatsapp, Facebook Messenger, Line, dan sebangsanya, memang makin menurunkan minat pengguna SMS.

Saya sendiri, entah untuk mengenang kejayaan SMS, saat ini sedang menikmati internet murah meriah yang diberikan sebuah provider. Di paket ini saya mendapatkan 300 jam lebih gratis menelepon ke nomor yang masih satu operator, mendapatkan 2.495 SMS, dan 100 menit untuk telepon ke operator lain. Cuma saya bingung, siapa saja yang harus SMS sebanyak itu? SMS Makkonen tentu mustahil dibalas karena beliau sudah tenang di alam baka sana …. {^_^}

Diperbarui pada ( 3 Maret 2024 )

Facebook Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *