BNOW ~ Perusahaan raksasa Korea Selatan LG Electronics memutuskan mundur dari bisnis smartphone. Langkah itu menjadikan LG sebagai merek smartphone besar pertama yang hengkang dari pasar ponsel pintar.
Dalam pernyataan pada Senin, 5 April 2021, LG mengatakan divisi ponsel pintar mereka mencatat kerugian sekitar USD 4,5 miliar selama enam tahun. Divisi smartphone LG— yang terkecil dari lima divisi lain dan menyumbang sekitar tujuh persen pendapatan perusahaan—diperkirakan ditutup 31 Juli mendatang.
Para karyawan divisi yang berada di Korea Selatan akan dipindahkan ke bisnis dan afiliasi LG Electronics lainnya. Sementara di negara-negara lain tempat pabrik LG berada, keputusan akan diselesaikan secara lokal.
Dengan keputusan penarikan diri tersebut, LG akan menyisakan 10 persen sahamnya di Amerika Utara. Di pasar Amerika Utara, merek smartphone LG berada di urutan ketiga setelah Apple dan Samsung Electronics.
Sementara di Amerika Latin, LG menempati peringkat kelima. Setelah LG menarik diri, kini Samsung disebut-sebut akan mendapatkan keuntungan dari penjualan smartphone segmen bawah hingga menengah di Amerika Latin.
Hal serupa diperkirakan terjadi di Amerika Serikat tempat LG selama ini menjual ponsel pintar segmen menengah. Selama ini, saingan LG dari China selama ini seperti Oppo, Vivo, dan Xiaomi belum leluasa masuk ke Amerika Serikat karena faktor buruknya hubungan bilateral kedua negara.
“Itu berarti Samsung, yang memiliki lebih banyak lini produk harga menengah daripada Apple, akan lebih mampu menarik pengguna LG,” ujar Ko Eui-young, analis dari Hi Investment & Securities.
Baca Juga: Longgarkan Aturan Pekerja Asing, Korea Selatan Siapkan Visa Nomad Digital
LG Electronics bagian dari chaebol atau konglomerasi industri terbesar di Korea Selatan yang mendunia, LG Corporation. Di masa jayanya, LG menjadi vendor pertama yang menghadirkan sejumlah inovasi pada ponsel buatannya berupa kamera bersudut ultra lebar. Lalu pada 2013 menjadi produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia setelah Samsung dan Apple.
Namun, setelah itu model andalan LG mengalami banyak masalah di bagian perangkat lunak dan keras. Belum lagi pembaruan perangkat lunaknya tergolong lebih lambat sehingga membuat merek ini secara perlahan tergelincir. Tak hanya itu, para analis menilai LG kurang “greget” dalam urusan pemasaran bila dibandingkan dengan merek-merek China.
Menurut data Counterpoint kini pangsa global LG hanya sekitar dua persen. Tahun lalu, pabrikan tersebut hanya menjual 23 juta ponsel. Jumlah ini sangat kalah jauh dibandingkan Samsung yang juga dari Korea Selatan, menjual 256 juta ponsel.
Setelah pengumuman mundur dari bisnis smartphone yang sangat kompetitif, LG tetap memberikan dukungan layanan dan pembaruan perangkat lunak untuk pelanggan mereka. Setelah ini, LG bakal fokus ke bisnis-bisnisnya yang lain yang sedang mengalami pertumbuhan seperti industri komponen kendaraan listrik, perangkat penghubung, dan rumah pintar.