BREEDIE.COM, Banda Aceh – Dua keturunan Ulama Hijaz (Makkah), Syukran Jazila dan Kemas Alfajri Arsyad bersilaturahmi di Banda Aceh. Syukran mengatakan, pada Selasa sore, 17 September 2024, ia dihubungi Sayed Murtadha bin Badruddin Al-Aydrus dari Yayasan Asyraf Aceh Darussalam–lembaga pendataan nasab golongan Asyraf yang berpusat di Banda Aceh.
Murthada menanyakan perihal kakek Syukran yang memiliki hubungan dengan ulama di Makkah. Sontak Syukran membenarkan sambil menjawab bahwa sosok ulama dimaksud adalah Syekh Zaini Hasan Al Asyi, yang pernah tinggal di Syammiyah, kawasan Makkah. Murthada lalu mengatakan, salah seorang keturunan Syaikh Zaini Hasan Al Asyi dari Jambi, bernama Kemas Alfajri, sedang berada di Banda Aceh.
Kemas berada di Banda Aceh untuk mendampingi atlet PON XXI Aceh-Sumut dari Jambi. Ia meminta Asyraf Aceh melacak sosok atau nasab yang masih punya hubungan dengan buyutnya itu.
Esoknya, Murtadha mengajak Syukran bertemu Kemas di salah satu warkop kawasan Lampineung. Di tengah guyuran hujan dan suasana basah di Kutaraja, kedua keturunan Syekh Zaini itu akhirnya bertemu setelah sekian puluh tahun lamanya. Syukran tentu saja tak menyangka.
“Akhirnya saya bertukar informasi dengan beliau dan menjelaskan nasab buyut kami hingga ke Syekh Zaini,” ujar Kemas kepada Breedie.com.
Pertemuan itu berlangsung hangat dan penuh rasa haru. “Setelah data-data terkonfirmasi, Syukran dan Alfajri punya hubungan dengan Ulama Makkah Syekh Zaini Hasan Al-Asyi dan Syekh Muhammad Sa’ad adalah buyut mereka berdua,” ujar Sayed Murtadha.
Berdasarkan silsilah nasab yang diperoleh dari Syukran dan data-data dari Asyraf Aceh, ia dan Kemas Alfajri memiliki garis nasab dari Sayyid Syekh Nuruddin Quthub lakab Teungku Chik di Pante yang makamnya berada di Gampong Busu, Beureunuen, Pidie.
Sayyid Syekh Nuruddin bersambung nasab ke Sayyid Syekh Abdul Karim bin Sayyid Syekh Abdul Ghafar bin Sayyid Syekh Ahmad bin Sayyid Syekh Muhammad ‘Asyiq, seorang ulama yang menetap di Madinah Al-Munawwarah. Pada tahun 711 Hijriah, Sayyid Syekh Muhammad hijrah ke Aceh, tepatnya ke Juli, Bireuen bersama tiga orang senasab lainnya dan membawa Thariqat Syattariyah. Sementara dari Sayyid Syekh Muhammad ‘Asyiq ke atasnya lagi bersambung nasab ke Sayyid Sayyid Quthub Abdul Karim bin Sayyid Syekh ‘Athaillah.
Menurut catatan dari salah seorang almarhum adik Abu Syik dari jalur Ummi Syukran, Sayyid Mahmud Al Mahdaly yang ditulis oleh anaknya Syarifah Lela, Sayyid Syekh ‘Athaillah merupakan keturunan nasab mulia dari nabi Muhammad Rasulullah SAW. “Sayyid ‘Athaillah lahir dan wafat di tanah Arab,” tulis Sayyid Mahmud dalam catatannya.
Sayyid Syekh Quthub Nuruddin memiliki sembilan anak yakni, Sayyid Syekh Mas’ud Quthub Nisbah wa Qadasallah lakab Teungku Chik di Meulayu yang makamnya berada di Kubang Melayu Garot, Pidie, lalu Sayyid Syekh Muhammad Sa’ad lakab Teungku Haji Krueng Baro, Syekh Hasan Asyi Syammiyah, Faqih Muhammad Salih, Husin, Asiyah, Haji Ngoh (Teungoh), Habibah, dan Nyak Pinta.
Syukran keturunan dari jalur ibunya Syukran, Milawati, tersambung nasab ke Sayyid Syekh Muhammad Sa’ad. Dapat ditulis; Milawati binti Sayyid Geumpa bin Sayyid Mahyiddin (Habib Baqi’) bin Sayyid Syekh Muhammad Asyiq ‘Arif Rabbany bin Sayyid Syekh Abdurrahman bin Sayyid Syekh Muhammad Sa’ad bin Sayyid Syekh Nuruddin bin Sayyid Syekh’ Abdul Kabir bin Sayyid Syekh ‘Abdul Ghafar bin Sayyid Syekh Ahmad bin Sayyid Syekh Muhammad ‘Asyiq bin Sayyid ‘Abdul Karim bin Sayyid ‘Athaillah.
Sementara Kemas Alfajri bersambung nasab ke Syekh Hasan Asyi Syammiyah dari garis neneknya bernama Ummi Kalsum. Dapat ditulis; Kalsum binti Syeikh Zaini bin Syeikh Hasan bin Syeikh Zaini bin Syeikh Hasan Asyi Syammiyah Makkah Al Mukarramah bin Sayyid Syekh Nuruddin bin Sayyid Syekh ‘Abdul Kabir bin Sayyid Syekh ‘Abdul Ghafar bin Sayyid Syekh Ahmad bin Sayyid Syekh Muhammad ‘Asyiq bin Sayyid ‘Abdul Karim bin Sayyid Syekh ‘Athaillah.
Fajri sendiri mengaku, ia juga keturunan ulama Jambi yang bernama Kyai Haji Kemas Abdussamad (1987-1984).
Sayed Murtadha mengatakan pertalian nasab Teungku Chik Pante di Aceh, Makkah (Hijaz) dan Jambi telah membentuk diaspora masyarakat Aceh dan Nusantara, bukan hanya dari aspek keilmuan tapi juga tali persaudaraan dan silaturahmi yang lebih luas.
Syekh Zaini Hasan lebih berperan menimba ilmu, mengajar serta mengurusi orang-orang Aceh yang beribadah haji sejak abad 19-20 Masehi di Makkah. Sementara Sayyid Syekh Muhammad Sa’ad bersama kakeknya Sayyid Sayyid Abdul Kabir dan keturunannya berdakwah dan mendermakan ilmu agamanya dengan membawa Thariqat Syattariyah ke Busu, Pidie sekarang masuk Kecamatan Mutiara.
“Semoga dengan ada napak tilas keluarga ini, tabir sejarah dan keilmuan Aceh masa lampau dapat disingkap Kembali. Al-fatihah,” pungkasnya.
Diperbarui pada ( 20 September 2024 )