BNOW ~ Para ilmuwan menemukan populasi baru paus biru kerdil yang selama ini bersembunyi dekat Kepulauan Chagos di Samudra Hindia. Penemuan terungkap setelah peneliti menganalisis data akustik yang dikumpulkan alat deteksi bom nuklir bawah air.
Tim ilmuwan menggunakan detektor milik CTBTO atau Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization, kelompok internasional yang menggunakan jaringan relai akustik bawah air untuk mendeteksi bom nuklir ilegal di lautan.
Saat digunakan di Samudra Hindia, detektor menangkap bunyi suara paus yang belum pernah didengar para ilmuwan sebelumnya. “Suara paus biru sangat sederhana karena pengulangan dari pola yang sama. Tetapi setiap subspesies dan populasi paus biru memiliki jenis lagu yang berbeda,” ujar Emmanuelle Leroy, penulis utama penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific Reports tersebut.
Secara umum, suara paus biru panjang dan memiliki frekuensi rendah. Terkadang di bawah kemampuan pendengaran manusia (di bawah 20 hertz), intensitasnya tinggi, dan diulang secara berkala. Namun, ada juga kelompok paus dengan suara panggilan berbeda baik dalam durasi maupun struktur.
“Suara paus baru ini telah menjadi bagian dominan dari lanskap suara di Samudra Hindia khatulistiwa tengah selama hampir 18 tahun terakhir,” ujar Tracey Rogers, ahli ekologi kelautan di University of New South Wales Australia, kepada Live Science.
Karena kelaziman tersebut, para peneliti yakin suara itu berasal dari kelompok populasi baru paus biru kerdil, bukan dari beberapa individu tunggal. “Sayangnya, kami tidak tahu ukuran populasi paus biru kerdil. [Survei] akustik belum dapat memberi kami informasi ini,” ujar Leroy.
Para ahli mengelompokkan paus biru kerdil atau Balaenoptera musculus brevicauda sebagai subspesies dari paus biru atau Balaenoptera musculus. Mamalia laut ini sulit ditemukan karena berhasil menghindar dari pemantauan selama beberapa dekade meskipun ukurannya sangat besar. Panjang paus biru bisa mencapai 34 meter, sedangkan paus biru kerdil 24 meter.
Populasi Paus Biru Kerdil Perlu Identifikasi Lebih Lanjut
Baca Juga: “Film Dokumenter Seaspiracy Memuat Fakta Penting Sekaligus Menyesatkan”
Paus biru kerdil populasinya diperkirakan ada di Samudra Hindia dan Pasifik Barat Daya. Di Samudra Hindia, paus biru kerdil memiliki lima hotspot populasi. Tapi, populasi terbesar ada di dekat Kepulauan Chagos, sekitar 500 kilometer selatan Maladewa.
“Menemukan populasi baru paus biru kerdil di belahan Bumi selatan sangat menarik. Ini meningkatkan [data] populasi global yang tidak kita sadari sebelumnya,” ujar Rogers.
Ilmuwan masih memerlukan identifikasi visual untuk memastikan keberadaan populasi Chagos secara definitif. Namun, para peneliti yakin itu hanya masalah waktu saja.
Menurut Leroy, faktor yang menyebabkan paus biru sulit ditemukan karena jumlahnya makin berkurang akibat perburuan. “Mereka dibawa ke tepi kepunahan oleh perburuan paus [untuk] industri dan mereka pulih dengan sangat lambat.”
Saat ini sekitar lima hingga 10 ribu paus biru ada di belahan Bumi selatan. Populasinya menyusut drastis dari 350 ribu sebelum era perburuan paus dimulai. Beberapa paus biru yang tersisa sering menyendiri dan tersebar di wilayah geografis yang luas, membuat mereka sulit ditemukan.