BNOW ~ Presiden Filipina Rodrigo Duterte melontarkan ucapan yang meremehkan kaum perempuan dengan mengatakan seorang wanita tidak cocok menjadi presiden.
“[Kursi kepresidenan] Ini bukan untuk perempuan,” ujar Duterte Kamis pekan lalu saat meresmikan sebuah proyek jalan raya.
“Anda tahu, tatanan emosional seorang wanita dan pria sama sekali berbeda. Anda akan menjadi bodoh di sini. Jadi … itulah kisah sedihnya,” tambah pria 75 tahun tersebut.
Ucapan itu bertolak belakang dengan rumor tentang putrinya, Sara Duterte-Carpio, 42 tahun. Sara disebut-sebut maju dalam pemilihan presiden Filipina 2022 mendatang.
Sara kini menjabat wali kota Davao City, posisi yang dulu dipegang Duterte. Baru-baru ini, Sara muncul di urutan teratas dalam sebuah jajak pendapat mencari kandidat presiden baru.
“Putri saya tidak mencalonkan diri [sebagai presiden]. Saya telah mengatakan kepada Inday [nama panggilan Sara] untuk tidak mencalonkan diri karena saya kasihan dia harus melalui apa yang saya alami,” ujar Duterte.
Selain itu, omongan Duterte juga mengabaikan fakta bahwa Filipina pernah memiliki dua presiden wanita. Keduanya adalah Gloria Macapagal Arroyo yang menjabat dari 2001 hingga 2010 dan Corazon Aquino dari 1986 hingga 1992.
Menanggapi pernyataan Duterte, Cristina Palabay dari kelompok hak asasi manusia Karapatan mengatakan wanita sama cakapnya dengan pria dalam pekerjaan apa pun.
“Yang paling penting, terutama ketika kita berbicara tentang kepresidenan dan jabatan publik adalah jika kepentingan mayoritas masyarakat miskin ditegakkan,” katanya.
‘Lelucon Tak Berbahaya’
Sejak menjabat presiden, banyak komentar Duterte dianggap menyinggung, seksis, dan misoginis. Walaupun menurut kantor kepresidenan itu hanyalah “lelucon yang tidak berbahaya”. Bahkan, Duterte diklaim tetap sangat populer di kalangan pemilih perempuan Filipina.
Namun, ucapan-ucapan menyinggung yang keluar dari mulut Duterte tak tebang pilih. Berbeda dengan ucapan ‘wanita tidak cocok jadi presiden’, dia pernah berkata dengan nada melecehkan tentang rok Leni Robredo, yang notabene wakilnya sendiri.
“Bu Leni memakai baju yang lebih pendek dari biasanya. Petugas protokol [istana] mungkin memperhatikan saya selalu berada di belakangnya. Saya memberi tahu [Sekretaris Keuangan] Sonny Dominguez, ‘Anda terlalu jauh, mendekatlah. Lihat lututnya’.”
Leni yang berasal dari partai politik saingan, kini menjadi salah satu kritikus Duterte.
Duterte juga sering membuat lelucon tentang pemerkosaan. Dia pernah terlihat mengaku melakukan kekerasan seksual. Bahkan, menyarankan tentara menargetkan organ seksual pemberontak perempuan, sebuah taktik yang menurutnya akan membuat mereka “tidak berguna” sebagai perempuan.
Pada 2018, dalam sebuah pidato Duterte dengan santainya memberikan “lelucon yang tidak berbahaya”. Dari balik podium dia mengatakan selama ada banyak wanita cantik maka pemerkosaan akan terjadi.
“Lelucon” itu merujuk pada laporan polisi bahwa di kampung halamannya di Davao, kasus kekerasan seksual meningkat.
“Mereka bilang ada banyak kasus pemerkosaan di Davao. Selama ada banyak wanita cantik, akan ada lebih banyak kasus pemerkosaan.”