BNOW ~ Setiap orang, mungkin, berdoa kepada Tuhan agar terlindungi dari godaan setan yang terkutuk.
Di Kenya, bisa jadi doanya bertambah: lindungilah satu-satunya jerapah putih jantan terakhir di dunia ini dari pemburu yang terkutuk.
Jerapah putih ini memiliki sifat karakteristik genetik langka yang bernama leucisme. Leucisme mengakibatkan hilangnya pigmentasi secara parsial pada hewan.
Lain halnya dengan albinisme atau albino, hewan-hewan dengan leucisme terus memproduksi pigmen gelap dalam jaringan lunaknya, yang berarti matanya masih berwarna gelap.
Sifat genetik leucisme menyebabkan jerapah putih mudah terlihat oleh pemburu di sabana dekat perbatasan Somalia itu.
Alat Pelacak Jejak
Untuk melindungi spesies langka itu, petugas telah memasang alat GPS tracking di salah satu tanduknya. Pengelola Konservasi Komunitas Ishaqbini Hirola mengatakan GPS tracking akan memberikan update lokasi si jerapah putih setiap jamnya.
Tentu, ini membuat penjaga hutan lebih mudah memonitor jerapah di daerah konservasinya yang terletak di Garissa County, Kenya timur.
“Daerah merumput jerapah belakangan ini diberkahi oleh hujan yang bagus, dan vegetasi yang melimpah menjadi tanda bagus untuk masa depan jerapah putih,” ujar Ahmed Noor, manajer kawasan konservasi, seperti dilansir CNN.
Dia berterima kasih kepada Kenya Wildlife Service, Save Giraffes Now dan Northern Rangelands Trust atas pertolongan mereka dalam melindungi spesies-spesies liar seperti jerapah putih tersebut.
“Misi kami bekerja dengan masyarakat, membuat mereka mampu bertahan, menjamin mata pencaharian mereka, serta melindungi kehidupan liar yang unik, seperti satu-satunya jerapah putih yang diketahui ini,” ujar Antony Wandera, petugas NRT.
Jerapah putih terakhir di bumi itu hidup sebatang kara. Pemburu membunuh betina dan anaknya. Pada Maret lalu, penjaga hutan hanya menemukan kerangka tulang-belulang dari kedua jerapah putih itu.
Ketika pertama kali ditemukan pada 2017, jerapah putih betina bersama anaknya itu sempat membuat heboh.
Setelah anak keduanya lahir, keluarga kecil ini hidup bebas berkeliaran di dalam cagar alam di Kenya tersebut. Kehadiran mereka menarik perhatian para turis dari seluruh dunia.
Pengunjung pun bergerombol untuk melihat keluarga kecil ini, yang menampakkan diri sekilas dari balik pepohonan.
Bastar Unta dan Macan Tutul
The African Wildlife Foundation memperkirakan, hewan darat tertinggi di dunia ini telah kehilangan 40 persen populasinya hanya dalam 30 tahun.
Jerapah atau zarafah (Giraffa camelopardalis) merupakan mamalia berkuku genap endemik Afrika.
Tinggi jerapah jantan mencapai 5,5 meter dan berat hingga 1.360 kilogram. Jerapah betina sedikit lebih pendek dan ringan.
Secara umum, ada sembilan subspesies jerapah. Pemberian nama camelopardalis karena jerapah dianggap sebagai bastar dari unta (camel) dan macan tutul (leopard).
Bastar adalah keturunan dua makhluk yang sejenis tetapi mempunyai faktor keturunan yang berbeda.
Habitat asli jerapah mencakup area mulai dari Chad, Afrika Tengah, hingga Afrika Selatan.[]
Diperbarui pada ( 15 Maret 2024 )