BNOW ~ Para peneliti menemukan sampah mikroplastik dekat puncak Everest yang merupakan gunung tertinggi di dunia.
Lokasi ditemukannya serat plastik kecil itu dikenal sebagai balkon Everest, berada di ketinggian 8.440 meter.
Untuk sementara, inilah tempat tertinggi di dunia yang didapati adanya sampah mikroplastik.
Dari sampel yang dikumpulkan di 11 lokasi di Everest, peneliti menemukan serat poliester, akrilik, nilon, dan polipropilen dalam jumlah besar.
Mikroplastik ini ditemukan pada semua sampel salju yang dikumpulkan dari ketinggian 5.300 meter hingga 8.440 meter.
Konsentrasi mikroplastik tertinggi ditemukan di Base Camp. Ini tempat pendaki paling banyak menghabiskan waktunya. Jumlahnya mencapai 79 serat mikroplastik per liter salju.
Ilmuwan menduga, serat-serat tersebut kemungkinan besar berasal dari pakaian, tenda, dan tali yang digunakan oleh pendaki gunung.
“Saya sangat terkejut menemukan mikroplastik di setiap sampel salju yang saya analisis. Gunung Everest adalah tempat yang selalu saya anggap terpencil dan murni,” ujar Imogen Napper dari Universitas Plymouth, Inggris, yang memimpin penelitian tersebut.
Namun, peneliti juga menduga mikroplastik tersebut terbawa angin ekstrem dari ketinggian yang lebih rendah.
Penemuan terbaru lainnya tentang polusi mikroplastik di bagian terpencil Pegunungan Alpen Swiss dan Pyrenees Prancis, menunjukkan partikel tersebut juga dapat dibawa angin dari tempat lebih jauh.
Plastik Ramah Lingkungan
Penelitian sampah mikroplastik Everest yang dipublikasikan di jurnal One Earth ini dipimpin oleh para peneliti dari Unit Penelitian Sampah Laut Internasional Universitas Plymouth, bekerja sama dengan peneliti dari Amerika Serikat dan Nepal.
Penelitian ini didukung oleh National Geographic Society dan Rolex.
Sampel dikumpulkan pada April dan Mei 2019. Para ilmuwan menemukan rata-rata 30 partikel mikroplastik per liter salju dan 119 partikel per liter sampel yang paling terkontaminasi.
Mereka juga menilai sampel air sungai dari delapan lokasi, tetapi hanya tiga yang memiliki mikroplastik. Mungkin karena aliran tersebut mampu membersihkan kontaminasi.
“Dengan mikroplastik yang tersebar di mana-mana di lingkungan kita, inilah saatnya untuk fokus pada solusi lingkungan yang tepat. Kita perlu melindungi dan merawat planet kita,” ujar Napper.
Langkah penting lainnya, kata Napper, dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah plastik karena jika dibuang ke lingkungan dapat diuraikan menjadi mikroplastik.
Namun, dengan banyaknya plastik mikro yang terlepas dari pakaian yang terbuat dari kain sintetis, dia menyarankan agar menggunakan serat alami seperti kapas jika memungkinkan.
Menurut Profesor Richard Thompson, Kepala Unit Penelitian Sampah Laut Internasional, sejak tahun 1950-an, plastik semakin banyak digunakan dalam semua jenis produk karena kepraktisan dan daya tahannya.
Namun, kata dia, kualitas-kualitas itulah yang sebagian besar menciptakan krisis lingkungan global saat ini.
Sekarang, kata Thompson, ada pengakuan global akan perlunya mengambil tindakan terhadap sampah plastik.
“Studi ini dan penelitian lanjutan kami hanya menekankan pentingnya mendesain bahan yang memiliki manfaat plastik tapi ramah lingkungan.”
One thought on “Peneliti Temukan Sampah Mikroplastik Dekat Puncak Gunung Everest”